Assalamua’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Catatan belajar kali ini akan membagi sedikit dari apa yang
ummi mya dapatkan dari salah satu materi blogcoaching dari blogspedia ya.
Tentang Personal Branding, tepatnya tentang pentingnya Personal Branding bagi
para Blogger.
Sebenernya agak males-malesan bahas personal branding,
karena penganut personal branding alami, dengan bahasa lain, saya pikir orang
akan dengan sendirinya dikenal dengan apa yang menjadi ciri khasnya. Tidak
perlu membranding diri sedemikian rupa hanya demi ingin terkenal dan femes.
Deuh, julid banget ya saya wkwkwkwk.
Tapi setelah mencerna materi dari Mba Marita, saya kemudian
tercerahkan, tentang bagaimana personal branding itu tidak melulu menjadi upaya
yang dibuat buat dan memaksakan orang untuk mengenal kita, hehe selama ini
kesannya kalo udah ngomongin personal branding itu kaya sesuatu yang special,
luar biasa, yang perlu dicitrakan sedemikian rupa untuk menjadi sumber rujukan
yang terpercaya. Huaa.. overestimate banget yak.
Apalagi kalo inget kisah salah satu sahabat yang ga terkenal
di bumi, tapi femes di penduduk langit, duh.. jadi merasa gapapa sih ga
terkenal di dunia, tapi apa iya yakin dah terkenal di langit wkwkwk. Itulah
kemudian yang membuat saya ga tertarik dengan personal branding, apa yang mau
dibranding dari diri ini, ga ada spesial-spesial nya (wkwkwk, insecure
detected). Tapi, personal branding is not always about being famous ya prend.
Sudut pandang saya jadi berubah nih setelah belajar sedikit soal ini, gimana
sih emangnya, cek it out ya..
Mengartikan Personal Branding
Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, biasanya kita
dengar personal branding mengacu pada orang-orang istimewa yang memiliki peran
publik yang cukup luas. Entah ia selebritas, politikus, tokoh agama, atau para
pembicara-pembicara acara seminar dan
sebagainya.
Tapi ternyata nggak gitu juga pembelajar, personal branding itu pada hakekatnya
dimiliki oleh setiap orang, Personal branding tersebut secara alami menempel
pada diri setiap orang baik secara fisik maupun Value (Nilai).
Jadi, sejatinya kita juga sudah memiliki personal branding,
hanya saja bertumbuh atau tidak branding itu, tergantung pada kita
mengembangkannya atau tidak.
Secara umum Personal Branding adalah :
“Bagaimana cara kita memperkenalkan diri kita terhadap publik”
Dengan kata lain Personal Branding itu bagaimana seseorang
mengembangkan dan memaksimalkan potensi/ketrampilan diri(skill), perilaku
(behaviour) dan memahami nilai unggul (value)apa yang ingin dilakukan dan ingin
dicapai dalam dirinya.
Kemudian, apakah penting setiap orang memiliki personal
branding ini? Ternyata iya, karena setiap manusia memiliki keunikan tersendiri.
Dan setiap manusia juga diminta oleh Allah untuk menampilkan diri terbaiknya,
mengerjakan sesuatu yang terbaik yang bisa dilakukannya,
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Q.S. Al Mulk :2
Jadi personal branding ini juga bisa menjadi sarana kita melabeli
diri sendiri dengan kebaikan, amal. Agar
kebaikan-kebaikan yang biasa kita lakukan bisa terus kita lakukan, sehingga
kita bertumbuh dan semakin lekat dengan kebaikan-kebaikan tersebut.
Bukankah Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam juga memiliki
personal branding sebagai Al Amin bahkan sebelum dirinya diangkat menjadi
Rasul. Begitu pula para Nabi dan Rasul sebelumnya. Nuh alaihisalam misalnya,
yang dibranding Allah sebagai ‘abdan syakuro (hamba Allah yang banyak
bersyukur) dalam surah Al Isra : 3.
Pun para sahabat juga memiliki personal branding nya
masing-masing, sebut saja Abu Bakar Ash Shidiq yang kita kenal sebagai orang
yang keimanannya melebihi seluruh keimanan penduduk bumi, kemudian ada Umar Bin
Khattab yang pemberani hingga dijuluki Singa Padang Pasir. Juga ada Bilal bin
Rabbah sang muadzin Rasulullah. Mereka semua memiliki sesuatu yang melekat
sebagai identitasnya, baik di mata manusia maupun di hadapan Allah.
Personal branding
bukan hanya tentang bagaimana kita membentuk dan memperkenalkan 'brand'
kita, tapi mengenai bagaimana kita ini berproses terus menjadi diri terbaik dan
bermanfaat bagi orang lain.
Ketika kita harus bermanfaat lebih luas, konsekuensi
logisnya kita harus memperkenalkan diri kita yang terbaik itu kepada lingkungan
disekitar kita.
“Agar Lebih Berdampak, Maka Kita Harus Tampak.”
Karenanya, tidak ada salahnya yuk, kita mulai menentukan
branding diri kita dengan kebaikan-kebaikan yang menjadikan kita semangat
mendapatkan perhatian bukan hanya sesama manusia, agar berdampak dan memberi
kemanfaatan. Namun juga mendapat perhatian dari Sang Maha Pencipta. Untuk
mempersembahkan amalan terbaik yang bisa kita lakukan.
Fungsi dan Tujuan Personal Branding
Ada 4 hal yang menjadi fungsi dan tujuan Personal Branding menurut coach Marita;
- Memperkenalkan dan mempertajam citra diri seseorang
- Memudahkan orang lain untuk mengingat siapa kita
- Memudahkan dalam menentukan pilihan
- Memfokuskan diri pada apa yang ingin dicapai
Upaya Membangun Personal Branding
1. Kenali diri
Tentu saja sebelum menentukan
branding kita maka kita perlu mengenal diri kita dahulu dengan baik. Saya
sering ketika diminta menuliskan keahlian, ragu-ragu menuliskannya, akhirnya
dikosongin, huhuhu. Bisa jadi itu indikasi kita belum jujur dalam menilai dan
mengenali diri sendiri. Yuk, apresiasi diri dan temukan kelebihannya. Tinjau
kembali alasan ngeblog, memilih nama blog dan lainnya. Hal itu bisa membantu
kita membangun branding diri.
Blog catatan belajar ini adalah sarana dalam mencatat segala macam pelajaran yang didapat dalam hidup. Karena catatan belajar, artinya saya perlu belajar agar ada hal yang bisa dicatat, dan perlu belajar agar bisa mencatatnya dengan baik. Melalui blog ini, saya pun belajar mencari hikmah-hikmah yang bertebaran melalui berbagai peristiwa.
2. Temukan PDB (Positioning Differentiation Brand)
Kita juga perlu menemukan hal
yang unik dalam blog kita. Apa yang membedakannya dengan blog lainnya terutama yang
juga memilih niche yang sama.
Meski masih gado-gado isinya,
saya memiliki ketertarikan tentang dunia pendidikan Islam, parenting dan
hal-hal yang berkaitan tentangnya. Selain karena memiliki pengalaman bergabung
di lembaga yang memperjuangkan Psikologi Islam, saya juga tertarik pada dunia
pendidikan.
3. Berikan Bukti
Buktikan melalui konsistensi
dalam blogging. Kalo kita ngaku jadi blogger, kata mba marita ya syaratnya dia punya blog dan selalu update kontennya.
Tuh ya, update, jadi ga ditinggal dalam waktu yang lama. Saya masih belajar dan
berusaha konsisten untuk hal ini. Semoga dengan konsistensi bisa memberikan
bukti nyata branding yang disebutkan.
4. Optimalisasi Media
Blogger erat kaitannya dengan
media sosial. Karenanya, aktifkan media sosialmu ya. Walaupun kini masih
jarang-jarang update tapi semua masih aktif. Untuk saat ini masih lebih sering
instagram dan facebook saja.
Temen-temen bisa mampir-mampir di
medsos saya:
Instagram @ummi_mya
Facebook mya wuryandari
Twitter @ummi mya
oya selain itu ini adalah rancangan kartu nama yang kira-kira beginilah konsepnya kalo buat nanti
5. Kolaborasi
Bergabung dengan komunitas bisa membuat kita lebih banyak teman seerjuangan dan saling mendukung. Untuk saat ini saya baru bergabung di FB blogger ganjdel rel dan Ibu Ibu Doyan Nulis..oya sama bloggercupu blogspedia.
6. Evaluasi
Evaluasi lah secara berkala blog kita, cek melalui Google Analytics ataupun Google Search Console dalam melihat performa blog. Juga cek tulisan kita. Jika belum cukup baik, maka insyAllah tersedia banyak pelatihan menulis yang bisa kita ikuti, sebagian diantaranya bahkan gratis.
Menemukan Branding Diri
Ketika masih duduk di sekolah dasar, guru kami mengatakan saya rajin menulis. Biasanya jika ada tugas membuat rangkuman isi buku, maka hasil rangkuman saya dinilai cuku baik. Un tugas mengarang dan sebagainya. Setelah itu, setiap ada lomba tentang mengarang atau mata pelajaran bahasa Indinesia, saya sering diminta mewakili sekolah. Sejak itu kepercayaan diri saya dalam menulis mulai muncul.
Selanjutnya karena kuliah, saya lebih sering menulis yang sifatnya ilmiah, entah jurnal ataupun essay. menarik membahas dunia pendidikan terutama jika ingin mengulik bagaimana sistem Islam dalam membangun konsep pendidikan dengan perbandingannya yang kini kita temukan di lapangan. saya juga berhara bisa berkarya dengan tulisan dan meramaikan pemikiran mengenai pendidikan dalam Islam, terutama implementasinya dalam sekolah-sekolah yang ada.
Kekaguman terhadap sosok para guru yang memberi banyak inspirasi membuat saya menyukai aktifitas belajar mengajar, maupun materinya. Proses transfer ilmu atau pengetahuan itu menyenangkan.
Ketika kita bisa melakukan sesuatu kemudian dengannya kita berbagi, rasanya sangat menyenangkan. Sehingga sampai sekarang, proses edukasi itu selalu menarik minat saya.
Saat SMA, anak-anak tetangga biasanya datang ke rumah untuk belajar. Saya, adik dan kakak kemudian membantu mereka layaknya guru les. Ketika pindah kota untuk berkuliah pun sama, saya nyangkut di komunitas yang mempedulikan pendidikan anak warga di salah satu desa. Mengajar bimbel dan TPQ.
Dan seterusnya. Saya biasanya terlibat dalam pembelajaran warga sekitar, entah kenapa. Seakan-akan mengajar adalah takdir saya, hehehe. Hanya saja karena telah memiliki anak maka saya memilih mengajar yang bisa saya lakukan tanpa harus meninggalkan anak-anak. Sampai saat ini pun saya masih mengajar tpq di salah satu masjid di komplek kami.
Segitu dulu catatan belajar kali ini. Semoga Allah senantiasa membimbing kita.
salam, ummi mya
Posting Komentar
Posting Komentar