blog mya wuryandari

RUMAH IDAMAN

3 komentar
RUMAH IDAMAN

Siapa tak ingin rumah idaman?
Siapa yang tak pernah sedikitpun ingin memiliki rumah dengan desain, warna serta ukuran yang sesuai dengan keinginan? Belum lagi bermacam furniture pengisinya serta pernak pernik penghiasnya. Ah..saya sih..sering..hehehe
Jika bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara atau teman ke rumahnya, biasanya ada saja yang membuat saya ter-insight untuk meniru, atau sebatas ingin memiliki (biasanya harganya ga murah jadi pengen aja, hehe).. nah.. melalui tulisan ini, saya ingin sedikit berbagi tentang pengalaman saya menemukan rumah idaman, yang membuat saya menjadi tidak tertarik untuk mempercantik rumah sendiri..hohoho apa ya…
Alhamdulillah, saya berkesempatan mengalami hal berharga ini, qadarulloh, bisa jadi ini adalah cara Allah mengingatkan saya, dan saya sangat bersyukur akan itu. Peristiwa yang agak aneh sebenarnya. Bermula dari sebuah takdir bahwa saya salah menuliskan alamat untuk mengirim barang yang saya pesan. Alamat harusnya bertuliskan bukit emerald jaya, tempat tinggal saya. Entah kenapa ternyata saya menulisnya bukit kencana jaya, komplek sebelah… walhasil paketnya nyasar.. syukur kurir JNE yang biasa anter barang saya tanya beliau bilang pantes kemaren yang nerima bingung katanya, tapi diterima juga (hadeuh,, syukur bukan barang berharga). Salah saya memang, salah nulis alamat.
Berbekal ilmu kirologi yang mendasarkan alamat saya blok C6 sedang di komplek sebelah tidak ada nama blok tersebut, maka saya mengira-ira blok yang namanya mirip, terprediksi lah blok CG, saya pun menelusuri gang tersebut. Sampailah saya di rumah kosong, no 3, seperti rumah saya. Wah..sayang kosong, berarti tidak mungkin diantar ke sini, karena kurir bilang sudah diterima ibunya. Saya pun melirik rumah sebelah, rumah kecil di tengah-tengah rumah besar kanan kirinya. Rumah yang masih bangunan asli dan sudah usang, eternit terasnya sudah rombeng-rombeng persis rumah bapak ibu di bekasi dulu. Rumah yang sangat sederhana, sudah sangat pantas untuk direnovasi. Kendaraan yang terparkir pun hanya sebuah sepeda mini sederhana, kontras dengan kanan-kirinya yang sepeda motor ataupun mobil yang masih bagus.
Saya mendekat, sebelum mengucap salam saya sempat mendengar ayat-ayat Al Qur’an, bukan dari murottal, tapi dibaca langsung, suaranya sih suara anak-anak. Beberapa menit saya dengarkan, kebetulan surat yang dibaca adalah surat Maryam, salah satu surat favorit saya yang dari sana saya dapatkan nama anak kedua kami, Hafiyya. Setelah mengetuk pintu dan mengucap salam terbukalah pintu rumah itu, dibaliknya ada anak perempuan seusia kira-kira kelas 4 atau 5 sekolah dasar (saya pernah mengajar di sd jadi sering bertemu anak-anak usia sd). Di belakangnya menyusul adiknya yang lebih kecil, mungkin masih taman kanak-kanak. Keduanya perempuan, seperti anak-anak saya (saat itu hafiy masih bayi dan faqih belum lahir). Saya tanyakan apakah ibu atau ayahnya ada di rumah. Sayangnya, orangtua mereka sedang keluar. Saya juga tanyakan tentang kemungkinan paket yang diantarkan ke rumah tersebut, Alhamdulillah mendapat titik terang. Anak yang besar mengatakan sempat ada yang mengantar, namun karena teruntuknya ibu Mya maka ditolak, di sana tidak ada yang bernama Mya. Anak tersebut mengatakan mungkin di antar ke rumah sebelahnya. Benarlah, paket itu ada di sebelah kanan rumah kosong, dan saya ambil setelah berbincang-bincang dengan pemilik rumah.
Lalu, di mana rumah idaman nya?? Hehehe maafkan saya yang suka lompat-lompat kalau bercerita. Rumah idamannya ada di rumah yang saya datangi pertama…ya..rumah sederhana dan sudah usang itu…bukan, tentu saja bukan kondisi rumahnya, luas tanahnya apalagi furniture dan pernak pernik di dalamnya. Sungguh..rumah itu sangat..sangat sederhana. Tidak ada satu pun dari rumah itu yang saya ingin contoh atau miliki. Di mana idamannya? Ada di penghuninya.. ya, hari itu saya pulang ambil paket dengan mata basah.. bukan karena paket saya diambil orang loh…sudah saya dapatkan utuh kok,, tetapi karena saya tertampar dengan rumah tadi..rumah sederhana yang isinya mewah…mewah? Ya..mewah..investasi luar biasa di akhirat kelak. Saat itu sedang libur sekolah, karenanya saya juga tidak masuk mengajar (waktu itu saya masih mengajar). Anak-anak perempuan tadi sedang libur sekolah,, di rumah sedang tidak ada orangtua yang menunggui, tapi aktifitas yang mereka lakukan di rumah? Baca al Qur’an… Allah… cinta sekali mereka pada kalam-kalam Mu…
Sungguh saya sangat iri… sungguh tidak ada yang membuat saya berkeinginan akan rumah itu dari segi fisik kecuali bahwa penghuninya adalah orang-orang yang menghidupkan rumah mereka dengan bacaan al Qur’an. Ya Rabb, Engkau amanahi aku dengan dua orang putri sama seperti penghuni rumah tadi…semoga Engkau mudahkan mereka membaca, mempelajari serta mengamalkan al Qur’an. Rumah kami masih jauh lebih baik dari rumah tersebut (meski ga lebih bagus dari rumah tetangga sebelah, :p), tapi peristiwa ini mengingatkanku bahwa kondisi fisik rumah janganlah selalu menjadi perhatian utama.. ingatlah untuk menghiasinya dengan penghuni yang senantiasa gemar membaca al Qur’an, karena sebagus apapun rumah akan seperti kuburan jika tidak dibacakan al Qur’an di dalamnya, maka ia akan seperti kuburan;
Dalam sebuah hadits disebutkan
“semoga aku tidak mendapatkan salah seorang di antara kalian meletakkan salah satu kakinya di atas kakinya yang lain, sambil bernyanyi dan meninggalkan surah al baqarah tanpa membacanya. Sesungguhnya syaitan akan lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surah al baqarah. Sesungguhnya rumah yang paling kosong adalah bagian dalam rumah yang hampa dari kitab Allah (Al Qur’an).”
[HR. An nasa’i]
Jadikan kami orang-orang yang rajin sholat, dzikir dan membaca kalam-kalam Mu ya Allah..agar terang benderang menhiasi rumah kami, agar mampu mendatangkan rahmat dan ridhoMu, aamiin
Ya Allah bombing kami…


-mya-

Related Posts

3 komentar

  1. Rumah yg secara fisik sederhana tapi didalamnya luar biasa mewah yaa... keep writing ummi ..

    BalasHapus
  2. Setuju mbak mya.. Semoga kita dikarunia anak2 yang cinta Al Quran dan menghiasi rumah kita dengan bacaan Al quran

    BalasHapus
  3. Sy bacanya jadi ikutan basah.... smoga anak keturunan kita smua seperti itu...cinta Allah dg sllu membaca kalam2 Nya.... Aaamiiin

    BalasHapus

Posting Komentar