blog mya wuryandari

Berkisah bukan Mendongeng : Upaya Membangun Jiwa

20 komentar
berkisah bukang mendongeng
Assalamu'alaykum teman teman. Alhamdulillah Allah berikan nikmat sehat dan waktu luang, saya ingin berbagi kembali di sini salah satu materi dari akademi keluarga, yaitu tentang berkisah. Sebenarnya materi berkisah dan nasyid menjadi satu materi, namun karena berkisah sendiri cuku banyak bahasannya maka saya fokuskan kali ini tentang berkisah dulu ya.

Pada dasarnya, berkisah itu bagian dari bercerita, hanya saja cerita bisa terdiri dari cerita yang benar –benar terjadi atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Nah, kisah ini adalah cerita yang didasari oleh kejadian yang nyata terjadi, benar-benar terjadi .

Dalam buku 'Man and The City' yang ditulisnya sendiri, Saddam Husein, mantan presiden dan pemimpin besar Irak itu, bercerita betapa dirinya sangat terpengaruh cerita-cerita ibunya. Saddam menuturkan, dia kerap dipeluk ibunya sambil ibundanya bercerita tentang para leluhur. Hans Christian Andersen, penulis cerita anak terkemuka abad 19, melalui autobiografinya, 'The True Story of My Life', menulis, “Setiap minggu ayahku membuat gambar-gambar dan menceritakan dongeng-dongeng”. Berdasar pengalaman dua tokoh besar tadi, kita barangkali bisa mengatakan bahwa cerita ikut andil dalam pembentukan karakter anak.

Tidak diragukan, bahwa cerita yang diulang ulang akan memberikan pengaruh kepada diri seseorang. Cerita memiliki kekuatan membangkitkan semangat individu yang mendengarkan cerita, menimbulkan keinginan untuk berbuat yang sama dengan tokoh yang dihadirkan dalam cerita. Bercerita merupakan salah satu sarana bagi anak mengenal tokoh baik agar mereka mampu mengambil model yang akan membangun konsep diri yang ideal baginya dengan baik.

Pertanyaan selanjutnya adalah, cerita yang bagaimana?

Kisah : Rahim Pengetahuan yang Lurus

Kebenaran dalam cerita yang kita hadirkan untuk anak, bukanlah sembarang cerita, namun cerita yang benar dan bermanfaat sehingga dapat diambil hikmah di dalamnya sebagai bekal mereka mengarungi kehidupan.

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui” {QS Yusuf 12:3}
”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” [QS Yusuf 12:111]
Sepertiga Al Qur’an adalah kisah. Sedang Al Qur’an ini disampaikan Allah kepada RasulNya untuk kembali disampaikan kepada umatnya. Maka menyampaikan kisah, menjadi satu keharusan yang perlu dilakukan untuk para generasi penerus, karena kisah adalah bagian dari al Qur’an.

Al Quran menyampaikan pada kita bahwa kisah lah cerita yang perlu kita pelajari, pun sampaikan ke anak cucu kita. Kisah bukan cerita yang dibuat buat, namun cerita nyata yang pernah terjadi, sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Ini menjadi penting sebab memberikan cerita dengan penuh kebenaran adalah upaya menghadirkan qaulan sadiida (perkataan yang benar) kepada anak-anak kita. Kisah menjadi istilah yang penting karena kisah membedakan dirinya dengan dongeng. Kisah adalah cerita masa lalu yang dilatari kisah riil, nyata dan tidak dibuat buat. Sedang dongeng tak mampu dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jujur, hal ini belum sepenuhnya saya sadari hingga beberapa tahun belakang. Sebagaimana kita ketika kecil lebih sering mendengar dongeng-dongeng dan cerita rakyat ketimbang kisah-kisah yang Al Qur’an sampaikan.

Dongeng

Mengapa harus kisah? Mengapa tidak dongeng? Berbeda kah kisah dan dongeng?\

Dalam materi ini, saya pun baru menyadari bahwa ada beban berat yang ditanggung manusia dengan mendongeng. Demikian alasan mengapa dongeng sebaiknya dihindari;

1. Kisah Fiktif yang berefek pada pemikulan dosa-dosa

“Dan apabila dikatakan kepada mereka “Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu? Mereka menjawab: dongeng dongeng orang terdahulu”, (ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.” [QS An Nahl 24-25]

Menyeramkan juga ya, ternyata kalo salah salah mendongeng bisa berakibat fatal. Bisa menjadi dosa jariyah yang kita pikul dosanya hingga ke orang-orang yang bahkan kita tidak kenal.

2. Pintu masuk orang kafir untuk mencela AL Quran (QS Al Furqon 4-5)

Orang-orang kafir menganggap bahwa Al Qu'an hanya berisi dongeng-dongeng orang terdahulu. Padahal, itu adalah kisah yang nyata terjadi dan menjadi peringatan bagi umat setelahnya. maka kita perlu menyamaikan bahwa yang AL Quran sajikan adalah kisah, bukan dongeng.

3. Cerita yang dibuat buat sehingga perlu jeli mendengarkannya (QS Yusuf : 111)

“Pengaburan batas antara fakta dan fiksi, akan melahirkan patologi imajinasi. Anak akan merekam objek imaji yang tidak riil sebagai suatu tuntutan terhadap realitas” (Jean Paul Sartre)
Dalam pandangan psikologi, dongeng, di mana cerita yang terlalu dibumbui dengan hal hal yang terlalu imajinatif dapat menimbulkan patologi imajinasi, di mana hal yang sudah berada dalam kepala mereka tidak mampu benar-benar mereka bandingkan dengan kondisi yang sesungguhnya.

4. Memiliki imajinasi yang tinggi namun tidak terkontrol, akan mudah tergelincir dari nilai Islam

Anak-anak yang terbiasa diberikan cerita dengan imajinasi yang patologis, akan menghadirkan hiasan yang lebih banyak dalam cerita atau kisah yang ia sadur ulang untuk mendapat perhatian yang lebih besar sehingga mereka mengembangkan kebiasaan membesar-besarkan segala sesuatu, termasuk apa yang dikatakan mengenai dirinya –Elizabeth Hurlock

Untuk imajinasi ini, ada kisah yang menarik. Suatu kali Rasulullah melihat di antara mainan Aisyah terdapat  boneka kuda yang memiliki sayap. berikut hadits yang menceritakannya;

“Suatu hari, Rasulullah pulang dari perang Tabuk atau perang Khaibar (perawi hadits ragu, pen.) sementara di kamar (‘Aisyah) ada kain penutup. Ketika angin bertiup, tersingkaplah boneka-boneka mainan ‘Aisyah, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Apa ini wahai ‘Aisyah?’ Dia (‘Aisyah) pun menjawab, ‘Boneka-boneka (mainan) milikk.’ Beliau melihat di antara boneka mainan itu ada boneka kuda yang punya dua helai sayap. Lantas beliau pun bertanya kepada ‘Aisyah, ‘Yang aku lihat di tengah-tengah itu apanya?’ ‘Aisyah menjawab, ‘Kuda.’ Beliau bertanya lagi, ‘Apa itu yang ada pada bagian atasnya?’ ‘Aisyah menjawab, ‘Kedua sayapnya.’ Beliau menimpali, ‘Kuda punya dua sayap?’ ‘Aisyah menjawab, “’Tidakkah Engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang memiliki sayap?’ Beliau pun tertawa hingga aku melihat gigi beliau” (HR. Abu Dawud no. 4934, hadits ini dinilai shahih oleh Al-Albani)

dikisahkan Nabi Sulaiman memang pernah memiliki kuda bersayap yang akhirnya dimusnahkan karena Nabi Sulaiman merasa memandangi kudanya itu membuatnya lupa waktu dan lalai dari mengingat Allah. Rasulullah tidak menyalahkan Aisyah, bahkan beliau tertawa. Imajinasi yang sesuai atau masih diperbolehkan dalam Islam, tentu tidak dilarang. namun ketika imajinasi sudah tidak terkontrol, dikhawatirkan tergelincir dari nilai-nilai Islam.
bahaya dongeng

Karenanya, kebenaran dalam cerita yang kita hadirkan untuk anak, bukanlah sembarang cerita namun kisah yang benar, menghasilkan pengetahuan yang lurus untuk bekalnya agar selamat di dunia maupun akhirat. Terlebih, berkisah adalah bagian dari memenuhi salah satu perintah Allah dalam ayatnya,

“Telah sampaikah kepadamu kisah Musa?” (An Naziat: 15)

Ayat ini menanyakan pada kita apakah telah dengar kita kisah tentang Musa. Artinya, kita perlu mencari tahu tentang kisah Nabi Musa. Sekaligus kita punya kewajiban untuk menyampaikan kisah ini kepada yang lain, terutama generasi setelah kita. Agar ketika mereka membaca ayat ini, mereka sudah mendengar kisah tentang Musa.

Manfaat Berkisah

Banyak berkisah akan memperkaya kosa kata anak. Memperkaya kosa kata ini jauh lebih dibutuhkan sebelum kemampuan membaca. Karena memiliki lebih banyak kosakata akan membuat anak memahami kata-kata yang dibacanya kelak. Sehingga ketika anak sudah mampu membaca, mereka akan membaca dengan penuh pemahaman terhadap apa yang dibacanya.

Kisah juga akan melatih anak mengembangkan emosinya. Dalam kisah tentu saja ada beragam peristiwa yang merangsang anak untuk mengembangkan emosi sesuai dengan situasi kisah yang disampaikan Tentu saja waktu bersama orang tua akan lebih berarti ketika terjadi interaksi antara orangtua dan anak. Ketika berkisah, anak akan merasa gembira karena hampir setiap orang suka mendengarkan kisah. Kisah akan merangsang anak menggambarkan situasi yang diceritakan. Ini akan menstimulasi daya imajinasinya dengan cara yang benar.

Berikut ini adalah manfaat berkisah yang disamaikan dalam materi ini :

  • Melatih Kemampuan bicara dan memperkaya kosakata
  • Membangun emosi anak
  • Membangun kegembiraan
  • Menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak
  • Menumbuhkan rasa simpati dan empati pada diri anak
  • Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak
  • Langkah awal menumbuhkan minat baca
  • Metode penanaman nilai yang efektif dan menyenangkan
  • Membangun hubungan personal dan bonding dengan orangtua
kakak berkisah

Fungsi Kisah

Berikut adalah fungsi kisah :
  • Menjelaskan asas syariat Islam
  • Meneguhkan hati
  • Membenarkan para Nabi terdahulu dan menghidupkan keteladanan mereka
  • Menampakkan kebenaran Muhammad
  • Menaklukkan ahli kitab dengan hujjah
  • Bagian dari sastra yang menarik dan menancap dalam jiwa
  • Menjelaskan aturan aturan Allah
  • Menjelaskan keadilan Allah dengan hukuman bagi orang yang durhaka
  • Menjelaskan keutamaan Allah dengan memberi balasa pada yang beriman
  • Hiburan atas gangguan berbagai orang yang mendustakan
  • Mendorong orang orang beriman untuk teguh dalam keimanannya
  • Peringatan untuk orang kafir untuk tidak melanjutkan keingkaran
  • Menguatkan Risalah Nabi, karena kisah dalam Al Quran tidak ada yang tahu kecuali Allah
  • Menjelaskan sesuatu yang detail
  • Petunjuk hidup dan rahmat Allah bagi orang beriman

Referensi Berkisah

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu‘anhu mengatakan, “Barangsiapa hendak mengambil teladan maka teladanilah orang-orang yang telah meninggal. Mereka itu adalah para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di kalangan umat ini. Ilmu mereka paling dalam serta paling tidak suka membeban-bebani diri. Mereka adalah suatu kaum yang telah dipilih oleh Allah guna menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menyampaikan ajaran agama-Nya. Oleh karena itu tirulah akhlak mereka dan tempuhlah jalan-jalan mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” (Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 198)

Alhamdulillah, selain Al Qur'an, untuk referensi kisah saat ini kita nggak kurang materi ya, banyak buku yang menyediakan sarana kita untuk berkisah, kisah yang direkomendasikan adalah kisah hidup Nabi Muhammad, para Nabi dan Rasul, para Sahabat ataupun otrang-orang sholeh setelahnya, karena seperti sabda Nabi,
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533)
Kalau masih bingung buku-buku apa saja, sini ummi mya bisikin, hehehe iklan...


buku referensi
Baiklah, itu dia sharing tentang keutamaan berkisah. Bahkan agama kita memerintahkan untuk menyampaikan kisah. Siapa lagi yang lebih berhak untuk kita sampaikan selain dari anak-anak kita, generasi penerus kita . Agar mereka memiliki bekal panduan tentang apa yang terjadi di masa lalu sebagai arahan, pelajaran untuk menapaki masa depan dengan cara yang lebih baik. Wallahualam bishowab. Selamat Berkisah.

Related Posts

20 komentar

  1. Wah mindblowing bacanya. Makasih dah diingatkan. Aku nggak kepikiran tentang berkisah ini. Ternyata nilai2 dan manfaatnya lebih banyak, dan justru dianjurkan ya. Aku paham skg :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. me too pas dapet materinya mba. padahal sebelumnya kutulis essay "membangun dunia lewat dongeng" hehehe

      Hapus
  2. Masya Allah.. Aku selalu takjub kalau membaca shiroh Ibunda Aisyah itu, betapa cerdasnya beliau ya!
    Btw, aku jadi tersadar, bahwa aku selama ini lebih banyak mendongeng daripada berkisah, Astagfirullah. Ternyata segiti besar pengaruh berkisah atau mendongeng bagi masa depan anak ya. Baiklah aku mulai berkisah saja :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau cerita yang masuk akal masih ngga papa mba, asal bukan yang fiktif dan gabisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. pemateri waktu itu kasih contoh, cerita kancil yang suka mencuri mentimun. bagaimanapun cerdasnya kancil, ia pencuri. jangan sampe tertanam di anak anak kemudian bahwa it's okay untuk mencuri apapun alasannya.

      Hapus
  3. Alhamdulilah ketika belajar di madrasah, saya selalu diberikan ttg kisah kisah para nabi, dan sampai sekarang masih ingat...

    Dan baru sadar ternyata berkisah lebih bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah, dilanjutkan yuk pak ke anak anak hehe

      Hapus
  4. Ketika Bunda baru mulai belajar nulis Novel, ada satu note masuk tentang nasehat Pipiet Senja, lebih kurang isinya "Tulislah ceritamu dengan ending bahagia, karena itu adalah do'a. Tulislah ceritamu dengan kisah dan bahasa yang baik, karena itu adalah do'a"

    BalasHapus
    Balasan
    1. maasyaAllah, bener banget ya bunda, berkisah kudu yang baik-baik dan benar biar bisa membuka inspirasi yang baik pula :)

      Hapus
  5. Terhenyak rasanya Mba, sebagian buku anak masih ada yg fiksi tpi bukan yg dongeng2 gitu sih..
    Smoga lebih bijak lgi saat memilihkan buku utk anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. pas dapet materinya aku pun mba, sama buku anak-anak ada yang cerita-cerita pake tokoh fiksi, hewan gitu tapi ya yang masih ditemui dalam realita sih, yuk yuk paling ngga ini jadi tambahan alarm ya mba

      Hapus
  6. Aku baru faham perbedaan berkisah dan mendongeng. Aku kira hanya perbedaan penyebutan saja, seperti bahsa Malay dan indo.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa jadi juga soal penyebutan aja, tapi ya penyebutan juga penting ya biar bisa membedakan :)

      Hapus
  7. Dongeng sebelum tidur hanya berisi imaginasi tidak ada pelajarannya ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. diganti kisah berarti pak yang mengandung banyak hikmah, bisa diceritakan saat menjelang tidur, hehe kisah sebelum tidur

      Hapus
  8. Bener, Mbakkk. Emang harus sedini mungkin anak2 itu dikisahkan perjuangan para nabi dan sahabatnya. Setidaknya biar kenalan sama nama-nama mereka terlebih dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya naqi, se aneh-anehnya kisah nabi itu real meski ga sampe otak kita cerna, di situlah ranahnya iman.

      Hapus
  9. Aku sempat mempertanyakan juga seputar kenapa dongeng tidak boleh dan lebih membumikan berkisah.

    Namun pada akhirnya, seorang penulis anak menjawab, "tergantung konteksnya"

    Sebab, berkisah atau mendongeng sebnar2nya sama2 ceriya yang dituturkan.

    Memang benar jika kisah itu lebih ke sebuah cerita yang sudah terjadi. Sebuah kronologi.

    Namun tidak memungkinkan juga bahwa dongeng itu berupa fun fact tentang sesuatu.

    Jadi, anak akan mudah memgingat jika disesuaikan dg daya imajinasi mereka.

    Poin dongeng dan berkisah ini sama. Menceritakan sebuah isi melalui bertutur.

    Agar kita tidak terjebak dg istilah dongeng yang stigmanya adalah "berbau seperti sihir dll".

    Maka sajikanlah dongeng2 yang itu sifatnya edukatif dan menyennagkan jika anak mendengarnya.

    Makasih mbak mya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya hamim, mungkin sekedar istilah, tapi ya istilah perlu juga ya supaya bisa membedakan, hehe. Nyatanya banyak dongeng yang jauh dari realita dan menyesatkan,

      ini upaya memilah supaya lebih berhati-hati, memilih alternatif yang lebih bisa dipertanggungjawabkan. misal kisah tentang berbakti pada orangtua, ga harus ceritanya si malin kundang. ada kisah uwais al qarni, sa'ad bin abi waqash, atau sahabat yang kesulitan saat sakaratul maut karena menyakiti hati ibunya

      poin plusnya adalah, se gak masuk akalnya kisah, ia benar-benar terjadi, ketika logika ga bisa sampe, maka itulah ranahnya iman.
      barusan baca ada pemuda yang nekat suntikin mercuri ke tubuhnya karena pengen jadi wolverine, setelah sebelumnya gagal jadi spiderman dengan sengaja digigit laba-laba. mau ketawa tapi sedih juga, heu..

      semangat ya pejuang cerita, aku pun salut sama read aloud campaign nya, selamat menghadirkan cerita penuh makna

      Hapus
  10. Berkisah atau mendongeng atau apapun namanya, kalau itu mengandung unsur interaksi antara anak dan orang tua, sangat dianjurkan. Manfaatnya segudang.
    Tapi kalau konteksnya untuk membangun karakter anak, tentu "berkisah" jauh lebih baik... Betul begitu kan mbak Mya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siaap..betul pak dokter

      But, for us, sekedar interaksi antara anak dan ortu belum cukup ya dok, ia nya harus berlandaskan keimanan

      seperti penyakit, ia nya harus berlandaskan diagnosa yang akurat sebelum memutuskan treatment yang tepat

      Iya kan dok? :)

      Hapus

Posting Komentar