blog mya wuryandari

Ramadhan Kami Bersemi Meski di Saat Pandemi

1 komentar

 

ramadhan bersemi

Datangnya Ramadhan adalah sebuah sukacita tersendiri. Ia dihadirkan Allah untuk membawa kemuliaan, ampunan, pahala berlipat serta kebahagian yang penuh berkah.

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385).

Pandemi yang tak kunjung usai, tidak boleh menyurutkan semangat kami menyambut Ramadhan yang penuh keberkahan. Itulah yang terbersit dalam hati kami ketika Sya’ban datang. Berdoa agar Allah berikan kami kesempatan merasakan kegembiraan Ramadhan seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebagaimana adab seorang muslim seharusnya dalam menyambut Ramadhan, bergembira.

Ramadhan tahun lalu benar-benar sepi. Pandemi alasannya, kami tidak bisa berkegiatan seperti biasanya. Tak ada pawai anak-anak keliling komplek membuat meriah suasana menyambutnya, taka da kegiatan mengaji sore dan buka bersama, tak ada kajian ibu-ibu dengan majelis offline, tadarus bersama, dan I’tikaf.

Ramadhan kali ini kami tidak ingin mengulanginya. Karena angka warga yang terpapar pun nihil saat itu, akhirnya kami dari Majelis Taklim komplek bermusyawarah, kemudian mengumpulkan tekad untuk merancang dan melaksanakan agenda-agenda Ramadhan untuk warga dengan memodifikasi agenda serta dengan penyesuaian-penyesuaian mengikuti kondisi yang ada.

Kali ini saya ingin berbagi  mengenai apa yang kami, ibu-ibu taklim Khoirunnisa Emerald (dibantu segenap pihak juga dukungan bapak-bapak Takmir Masjid Al Ikhlas),  lakukan di Ramadhan 1442 H/ April 2021 kemarin serta antusiasme warga menyambut dan mengisinya. Alhamdulillahiladzi bini’matihii tatimmusholihat.

Kegundahan yang Melahirkan Semangat Bergerak

Awalnya muncul kegundahan kami mengenai Ramadhan yang akan datang sebentar lagi, kami tidak ingin Ramadhan sepi seperti tahun sebelumnya, tidak terlihat semarak Ramadhan seperti biasanya. Di mana kami bisa saling merasakan semangat berlomba dalam kebaikan, semangat berbagi, semangat saling mengingatkan untuk kebaikan.

Tidak ingin Ramadhan berlalu begitu saja, padahal ia memiliki keutamaan yang luar biasa. Meski ini pandemi, kami tidak ingin Ramadhan kami tak bersemi.

Karenanya kemudian kami berusaha bergerak. Melakukan apa sekiranya yang mampu dilakukan. Berharap kemudian, kami bisa menghadirkan Ramadhan yang penuh suka cita dan istimewa di hati kami semua. Terutama juga anak-anak. Kami ingin meninggalkan ingatan di kepala mereka, serta rasa bahagia di hati mereka tentang kedatangan bulan yang mulia ini. Ramadhan harus special, itulah yang kami upayakan.

Menyatukan Kegundahan ; Menyatukan Semangat

Tentu saja, ternyata kami tidak sendiri. Setelah berbincang dengan warga lainnya, ternyata banyak pula yang memiliki kegundahan yang sama. Tidak sedikit yang juga berharap Ramadhan kali ini menjadi lebih hidup dibanding tahun lalu. Ramadhan dan tidak Ramadhan harus ada perbedaannya.

Kami pun menyatukan semangat, karena bagaimanapun, bersama lebih baik. Kami mulai menyampaikan pemikiran-pemikiran dan ide-ide kami. Meramunya sedemikian rupa hingga terbentuk sebuah rencana. Semua masih dilakukan via daring, melalui grup whatsapp.

Dari kegundahan yang menggerakkan, kami satukan semangat. Kami berharap bisa menghadirkan kegembiraan di hati orang-orang beriman dengan datangnya Ramadhan, sebagaimana seharusnya.

Musyawarah, Kemudian Bulatkan Tekad dan Bertawakkal

Setelah mengerucut semakin jelas, maka kami pun segera bermusyawarah. Awalnya musyawarah daring, kemudian dilanjutkan dengan bertemu di masjid, masing-masing penanggung jawab agenda menjabarkan teknis pelaksanaan agendanya.

Memang tidak bisa sama seperti tahun-tahun sebelumnya, mengingat masih ada aturan pemerintah berkenaan dengan pandemi ini, maka kegiatan yang sifatnya berkerumun harus dibatasi. Musyawarah inilah yang kemudian menghasilkan kesepakatan tentang bagaimana teknis pelaksanaan agenda-agenda yang diusulkan.

Untuk beberapa agenda seperti pesantren ramadhan untuk anak-anak butuh disiasati sedemikian rupa. Jumlah peserta yang mencapai 100 anak lebih akan membuat kami kesulitan mengontrolnya. Karena itulah, peserta kami bagi menjadi 2 kelompok, dan masuk pesantren pun tidak setiap hari, namun selang seling bergantian dengan kelompok lainnya. Misal kelompok A masuk senin, rabu dan jum’at, maka kelompok B selasa, kamis dan sabtu.

Kami juga menyediakan Ramadhan kit berupa buku aktifitas ramadhan dan masker untuk setiap anak. Juga pemberian madu tiap pekan berupa madu sachet. Tiap anak membawa tempat makan yang sudah dinamai untuk kemudian dikumpulkan dan diisi oleh ibu-ibu yang bertugas membagikan takjil. Hal ini agar kami bisa meminimalisir sampah plastik.

ramadhan kit

Muyawarah memudahkan kami menyiapkan segala sesuatunya, terkait jadwal, pembagian pengajar, time schedule agenda anak-anak dan ibu-ibu, juga saling menguatkan dan membantu tugas satu sama lain. Sunggu salut dengan ibu-ibu panitia, di sela kesibukannya membersamai keluarga, tetap semangat menghadirkan kegembiraan ramadhan di hati banyak orang. Semoga Allah meridhoi.

syuro ramadhan

Rintangan dan Solusi

Dalam setiap langkah kebaikan, tidak perlu kecil hati ketika mendapat rintangan di tengah jalan. Kita hanya perlu melewatinya. 

Jalan kebaikan ataupun jalan dakwah tentu saja tidak pernah mudah, namun bisa jadi ia penuh pertolongan dan berkah.

Pun agenda ini. Sempat hampir terhalang karena pengurus RW kami baru saja mengikuti rapat di kelurahan dan Pak Lurah meminta membatasi kegiatan masyarakat, sehingga hamper saja rencana matang itu terhalang untuk direalisasikan.

Bersyukur ketika dikonfirmasi, tidak ada larangan mutlak, hanya disarankan untuk dibatasi. Alhamdulillah, dalam rancangan kami pun sudah ada pembatasan baik waktu maupun jumlah anak per harinya. Setelah kami jelaskan, Alhamdulillah kami dipersilahkan melanjutkan kembali.

Rintangan selanjutnya, tentu saja dengan segala kebutuhannya, kegiatan ini memerlukan dana yang tidak sedikit, dana TPQ maupun Kas Taklim ibu-ibu tentu saja tidak cukup untuk mengcover keseluruhannya. Karena itu kami membuka kesempatan pada para warga yang hendak ber infaq untuk membantu kelancaran terlaksananya agenda Ramadhan.

Di awal-awal kami sempat khawatir karena dana yang masuk masih jauh dari anggaran yang kami butuhkan. Berbekal keyakinan bahwa Allah akan cukupkan, Alhamdulillah seiring berjalannya agenda, dana infaq yang masuk terus bertambah dan akhirnya mencukupi keseluruhan kebutuhan .

Ramadhan Kami Pun Bersemi

Inilah sebagian potret Ramadhan kami di saat pandemic yang Alhamdulillah tetap bersemi dan menorehkan kebahagiaan, kegembiraan serta keceriaan yang penuh kenangan di hati kami dan anak-anak kami.

-          Tarhib penuh keceriaan meski di rumah

Jika biasanya kami melaksanakan tarhib (menyambut ramadhan) dengan pawai keliling komplek sembari syiar dan mengingatkan aka nada bulan istimewa datang, maka teknologi kini memudahkan kami untuk tetap menghadirkan keceriaan tarhib meskipun tidak pawai.

Kami membuat lomba tarhib, yakni dengan meminta peserta menghias rumahnya secantik mungkin dalam menyambut ramadhan. Ada 3 hadiah menarik yang siap dibetrikan untuk mereka yang menghias rumahnya dengan baik.

tarhib ramadhan

Untuk penilaiannya kami meminta bantuan bapak Takmir, Pak Teddy, seorang seniman serta istrinya Bu Winky.

-          Pesantren Ramadhan Anak-Anak

Pesantren anak-anak ini adalah inti kegiatan kami. Yang paling membutuhkan banyak energy dan pemikiran, hehehe

Dilaksanakan dalam waktu 3 pekan, senin hingga sabtu, hanya saja untuk peserta, seperti yang sudah diceritakan di atas, peserta dibagi menjadi 2 kelompok A dan B, serta tiap kelompok masuk bergantian selang seling dengan kelompok lainnya.

Agenda pesantren selain baca tulis al Qur’an, tiap harinya ada materi tentang  aqidah, fiqih dan shiroh. Setelah ulang anak-anak mendapatkan snack untuk berbuka yang diberikan panitia.

tpq ramadhan

Kelancaran agenda ini selain ibu-ibu yang mengajar anak-anak, juga ada ibu-ibu yang cekatan mengemas takjil ke dalam tempat makan masing-masing anak yang dibawa dari rumah. Jadi ketika datang, anak-anak menyerahkan tempat makannya di meja depan sebelum masuk ke masjid. ketika pulang nanti, mereka ambil kembali tempat makannya yang sudah terisi.

takjil ramadhan

-          Kajian Ibu

Dalam 3 pekan, ada kajian pekanan di hari Ahad membahas shiroh “ummahatul mukminin”, yang kali ini kita belajar kisah Aisyah, Hafshah dan Khadija.

Meski tidak banyak, tapi beberapa ibu terlihat datang dan antusias. Untuk memfasilitasi yang memilih tidak keluar rumah, kami juga merekam kajian dan menyiarkannya di FB live serta youtube.


kajian ramadhan
 
itulah sebagian keceriaan ramadhan kami kemarin, setidaknya ia lebih meriah dibanding tahun sebelumnya. alhamdulillah bersyukur pada Allah yang telah memudahkan segalanya, jazakumullah khoir ada seluruh pihak yang telah membantu prosesnya. Semoga Allah ridho menerima amalan kita semua, aamiin.

Related Posts

1 komentar

  1. MasyaAllah ramadhannya lebih dapet feel nya kalau begini. Masih ngerasain tarhib ramadhan juga. Impactnya besar banget untuk anak-anak lho mbak. Mereka jadi makin semangat menyambut ramadhannya. Kami juga suka bikin acara sendiri menjelang ramadhan kayak hias rumah, bebersih, jadi anak-anak terasa menyambut datangnya ramadhan.

    BalasHapus

Posting Komentar